Kalangan “orang dalam” di NASA, DoD (badan inteligensi militer), SETI maupun CIA sudah memprediksikan, kalau 2/3 dari penduduk planet bumi akan punah, ketika terjadi pergantian kutub, yang disebabkan kedatangan Planet X. Sisa populasi yang bertahan hidup, terancam bahaya kelaparan dan radiasi elemen, dalam jangka waktu 6 bulan setelah kejadian ini.
Semua operasi rahasia menyadari kenyataan ini, dan sudah menyiapkan diri mereka. Konon, Vatikan juga mengetahui hal tersebut. Namun sayangnya, masyarakat luas dibiarkan begitu saja tanpa informasi, dibiarkan terlena dengan kehidupan sehari-hari, tanpa punya kesempatan untuk menyiapkan diri menghadapi bencana ini.
Ada apa sebenarnya?
Bocornya segelintir informasi dari kalangan “orang dalam” dan para pengamat, membuat publik mulai tertarik akan hal ini. Kenapa bencana ini begitu dirahasiakan dari masyarakat luas? Jika sampai membuat kegemparan global, maka akan mempengaruhi pasar uang serta mengakibatkan lumpuhnya perekonomian dunia.
Seharusnya masyarakat luas diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri. Mudah-mudahan, setelah membaca ini, kita bisa semakin waspada ya!
Oke..saat ini, kalau kita jeli mengamati perkembangan bencana alam, jumlah kejadian bencana alam semakin banyak. Ini diakibatkan koneksi plasmatic elektromagnetis antar planet. Sudah pernah dengar dong, kalau matahari KONON memiliki kembaran yang gelap (versi gelapnya matahari). Nah, disitulah lokasi mengorbitnya Planet X. Tepat diantara matahari dan kembarannya.
Ada apa sebenarnya?
Bocornya segelintir informasi dari kalangan “orang dalam” dan para pengamat, membuat publik mulai tertarik akan hal ini. Kenapa bencana ini begitu dirahasiakan dari masyarakat luas? Jika sampai membuat kegemparan global, maka akan mempengaruhi pasar uang serta mengakibatkan lumpuhnya perekonomian dunia.
Seharusnya masyarakat luas diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri. Mudah-mudahan, setelah membaca ini, kita bisa semakin waspada ya!
Oke..saat ini, kalau kita jeli mengamati perkembangan bencana alam, jumlah kejadian bencana alam semakin banyak. Ini diakibatkan koneksi plasmatic elektromagnetis antar planet. Sudah pernah dengar dong, kalau matahari KONON memiliki kembaran yang gelap (versi gelapnya matahari). Nah, disitulah lokasi mengorbitnya Planet X. Tepat diantara matahari dan kembarannya.
Catatan : kembaran matahari tidak terlihat dengan mata kita.
Tapi, para ilmuwan sudah menemukannya. Dalam “Illustrated Science & Invention Encyclopedia” volume ke 18, terbitan tahun 1987-1989, sudah dicantumkan soal keberadaan kembaran matahari ini.
Sekelompok ilmuwan Rusia mengadakan rangkaian pertemuan di tahun 2000, untuk mendiskusikan planet X. Hal ini menjadi sumber berita Reuter dengan headline “Kejadian di tahun 2003” (diterbitkan Kantor Berita Reuter, edisi 13 September 2000). Inti pertemuan tersebut adalah mengenai musibah kedatangan Planet X, yang keberadaannya sudah di monitor dari observatori Rusia. Para ilmuwan bertanya-tanya, jika ini terjadi, akankah Rusia masih tetap ada?
Ilmuwan Andrei Shukshin menyatakan, dalam pertemuan ini juga dibahas tentang pengurangan jumlah penduduk global secara besar-besaran, akibat peristiwa ini. Yang pasti, Planet X memang ada dan mengorbit. Tapi, akankah bertabrakan dengan bumi? Ini yang masih dipelajari.
Di Observatori St.Petersburg Rusia, pengamatan seputar Planet X berlangsung intensif. Ilmuwan disana menamai planet ini dengan sebutan “Raja Sun” atau “Bintang Yang Besar”.
Tak banyak ilmuwan yang bersedia membagi informasi soal planet ini, karena kekhawatiran akan menimbulkan kepanikan global. Dan banyak pegawai NASA yang diam-diam membuat “home dome” yaitu rumah khusus, dengan konstruksi khusus, yang bersifat tahan topan badai, tahan gempa dan angin tornado. “Home dome” harus dibangun di area perbukitan, jauh dari pantai.
Planet X juga dikenal dengan nama Nibiru, atau disebut “Wormwood”, merupakan benda angkasa luar yang paling sering disebut sejak jaman kuno. Setelah mengorbit selama 3600 tahun, planet ke 10 ini akan datang lagi. Dampak kedatangan Planet X terhadap bumi, sudah dicatat nenek moyang kita ribuan tahun lalu. Ilmu Geologi dan Arkeologi juga mencantumkannya.
Simpang Siur Planet X
Untuk mencegah kepanikan soal Planet X, banyak observatorium yang kini “tiba-tiba” tertutup untuk umum. Petugas observatorium bahkan tak mau mengarahkan teleskop ke konstalasi bintang Orion. Banyak alasan dibuat, supaya orang tak mempercayai kenyataan ini. Kenyataan tentang Planet X. Adler Planetarium & Astronomy Museum in Chicago maupun Hayden Planetarium di Rose Center for Earth and Space, New York seringkali tertutup untuk umum, dengan berbagai alasan. Juga di banyak negara.
Planet X memang sengaja dibuat seperti mitos konyol, omong kosong yang membingungkan. Kenapa? Supaya tak terjadi kepanikan massal. Banyak situs di internet yang mengabarkan informasi palsu seputar Planet X.
Berikut, beberapa informasi yang KELIRU soal Planet X :
- Planet X bisa jadi tak pernah ada, karena tak ada bukti kuat tentang keberadaannya. Kalaupun ada, munculnya pasti hanya sekali dalam sekian juta tahun. (Ini jenis informasi yang paling banyak kita jumpai)
- Planet X memang ada, tapi tak akan muncul di era (jaman) kita.
- (Tersebar di kalangan ilmuwan & observatorium) Planet X memang ada, dan akan menghampiri bumi. Tenang saja, jangan panik, karena itu hanya kejadian biasa. Tidak akan ada bencana.
Biasanya beberapa tahun sebelum kedatangan planet X,gelombang elektromagnetik Planet X mengakibatkan perubahan-perubahan besar pada planet yang akan dilewatinya. Ini bisa dilihat pada perubahan iklim dahsyat yang melanda Planet Bumi.
Aktivitas gempa dan vulkanis mengalami perubahan 3 hingga 4 dekade sebelum kedatangan Planet X. Sejak tahun 1996, perubahan cuaca di Bumi mencatat rekor tertinggi. Berbagai bencana alam, mulai dari gempa, aktivitas vulkanik dan perubahan elektromagnetis begitu tajam peningkatannya, namun datanya selalu “diperhalus” untuk masyarakat luas.
Pemanasan Global?
Masuk akal, kalau perubahan cuaca dibilang sebagai akibat dari pemanasan global. Tapi, apakah perubahan pada siklus matahari juga akibat pemanasan global? Sama sekali tak ada kaitannya!
99% tata surya kita terbuat dari konsentrasi plasma hingga ke level atomic. Planet adalah plasma yang memiliki kepadatan tertentu. Kembalinya Planet X ke system solar kita mengakibatkan perubahan konsentrasi elektrikal pada energi plasma di SEMUA planet yang ada, di tata surya kita.
Menurut pandangan ilmuwan Rusia, perubahan aktivitas vulkanik dan gempa meningkat sebanyak 400 sampai 500 persen sejak tahun 1975.
Perubahan ini tidak hanya terjadi di bumi saja, tapi juga pada semua planet. Setiap planet di tata surya kita mengalami peningkatan aktivitas dan perubahan cuaca. Banyak fakta yang tidak diterbitkan oleh media. Dr.Dmitriev menyatakan bahwa planet-planet lain juga mengalami perubahan. Contohnya : atmosfir di Mars kini semakin tebal, begitu juga di Bulan. Kini ada lapisan Natrium setebal 6000 kilometer yang sebelumnya tak pernah ada.
Lapisan atas atmosfir bumi juga mengalami perubahan kadar HO. Hal yang samasekali tak ada hubungannya dengan pemanasan global, dampak CFC ataupun akibat polusi. Bukan itu saja, medan magnetik planet-planet juga mengalami perubahan. Beberapa planet bertambah terang. Venus contohnya, terlihat semakin terang bercahaya. Jupiter bahkan memiliki radiasi energi yang berbentuk seperti tabung yang terhubung dengan bulannya.
Uranus dan Neptunus baru saja mengalami perubahan kutub. Saat pesawat Voyager 2 melintasi Uranus dan Neptunus, perubahan kutub terjadi di bagian Utara dan Selatan Planet.
Rangkaian perubahan yang terjadi di tata surya kita, dapat dibagi dalam 3 kategori :
- perubahan medan energi
- perubahan pijar
- perubahan atmosfir
Jadi, yang mengalami perubahan bukan hanya planet Bumi. Hanya sedikit kalangan yang menyadari fakta ini. Di Akademi Sains Nasional Siberia, Rusia, khususnya di Novosibirsk, berlangsung penelitian terhadap matahari. Dan Dr.Dmitriev dengan takjub mengemukakan bahwa, matahari bertambah terang 1000 persen dibanding sebelumnya, dan masih terus bertambah terang.
Melihat Planet X
Hanya teleskop terbesar (yang dijaga ketat) bisa digunakan untuk melihat Planet X. Sejumlah observatorium kecil di dunia mencatat keberhasilan melihat Planet X di awal tahun 2001.
Dr.Harrington, rekan sejawat dari Ilmuwan dan arkeolog Zecharia Sitchin, yang pertama meyakini keberadaan NIBIRU atau Planet X berdasarkan catatan kuno orang Sumeria, meninggal mendadak akibat kecelakaan. Diduga ini disebabkan keberanian Harrington mengekspos penemuan planet ke 10 yang dikenal dengan nama Planet X ini, guna melengkapi teori Sitchin.
Sejak peristiwa ini, para ilmuwan memilih tutup mulut dan tak mau bicara banyak soal Planet X dan aktivitasnya. Saat Zecharia Sitchin menerbitkan buku yang didasari tulisan terjemahan bangsa Sumeria Kuno, Sitchin menyatakan ada 12 planet di tata surya kita. Saat buku diterbitkan (tahun 1970an), Teori Sitchin ditertawakan. Tapi, saat satu persatu temuan ilmuwan membuktikan bahwa Teori Sitchin benar, statement Sitchin mulai diawasi ketat.
Dalam bukunya, “The 12th Planet”, Sitchin menulis tentang legenda “Komet Kiamat” atau “Nemesis” yang muncul secara periodic dan menciptakan kehancuran.
Zaman Es
Ingatkah pelajaran di Sekolah Menengah tentang Zaman es? Kisah ini merupakan petunjuk bahwa Planet Bumi senantiasa mengalami perubahan periodic. Dan yang dimaksud bukan hanya perubahan kutub saja. Ingat fosil gajah mammoth beku yang ditemukan di Kutub? Saat diteliti, dalam lambungnya masih ada tanaman tropis yang baru saja dimakan. Ini membuktikan, mammoth tersebut membeku dalam sekejap! Istilah zaman es bukan berarti perubahan yang bertahap, tapi instant. Ingat film “The Day After Tommorow”? Kira-kira secepat itulah pergerakan esnya! Dan ini terjadi setiap kali Planet X mendekat.
Ingatkah pelajaran di Sekolah Menengah tentang Zaman es? Kisah ini merupakan petunjuk bahwa Planet Bumi senantiasa mengalami perubahan periodic. Dan yang dimaksud bukan hanya perubahan kutub saja. Ingat fosil gajah mammoth beku yang ditemukan di Kutub? Saat diteliti, dalam lambungnya masih ada tanaman tropis yang baru saja dimakan. Ini membuktikan, mammoth tersebut membeku dalam sekejap! Istilah zaman es bukan berarti perubahan yang bertahap, tapi instant. Ingat film “The Day After Tommorow”? Kira-kira secepat itulah pergerakan esnya! Dan ini terjadi setiap kali Planet X mendekat.
Baca tulisanku ini dengan seksama. Ambil segelas minuman, dan baca dengan teliti…Ini SERIUS. Ini bukan bacaan sambil lewat. Kita sedang menjelang zaman es, bukan pemanasan global. Sebab :
- Kita bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global. Dalam kadar maksimal, hanya 3 % gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan umat manusia. Jumlah CO2 dalam udara saat ini menyerap hampir semua radiasi yang ada. Jadi, tak ada hubungan antara kaitan jumlah kadar CO2 dan radiasi.
- 17.000 orang imuwan menandatangani petisi yang menyatakan bahwa CO2 yang dihasilkan manusia bukanlah penyebab pemanasan global. Peningkatan kadar CO2 sebanyak 30 % persen di atmosfir kita dalam 100 tahun terakhir adalah akibat kenaikan suhu laut. Dan naiknya temperature laut disebabkan meningkatnya gempa dan aktivitas vulkanik.
- Selama ini kita belajar di sekolah bahwa Zaman Es hanya terjadi sekali dalam sejarah. Tapi, nyatanya, Zaman es terjadi beberapa ratus kali.
- Matahari bersifat elektromagnetis. Inilah yang mengakibatkan timbulnya bintik matahari, yang terus bertambah. Bumi juga bersifat elektromagnetik. Pada waktu-waktu tertentu, kutub magnetic akan berubah. Dan perubahan ini diakibatkan perubahan pada tata surya kita.
- Di masa lalu, saat perubahan kutub terjadi, dibarengi juga dengan aktivitas vulkanik, gempa, zaman es dan kepunahan. Terjadi secara serentak. Perubahan ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Bayangkan, dalam satu malam, suhu bisa turun 20 derajat!
- Zaman es berulang secara periodik setiap 11.500 tahun. Satu inci hujan menghasilkan 10 inci salju. Di tahun 2007 ini, Colorado tertutup salju setinggi 30 kaki dalam satu kali badai saja. Baca kisahnya di www.iceagenow.com/Record_Lows_2007.htm
- Saat ini, Kutub Artik memiliki suhu yang cukup dingin untuk mengakibatkan Zaman Es. Yang dibutuhkan Cuma tambahan kelembaban sedikit saja, untuk menghasilkan lebih banyak salju. Saat ini dengan meningkatnya temperatur air laut akibat pergerakan vulkanik, kelembaban semakin meningkat di Kutub Artik.
- Untuk melihat daftar Glasir (glacier) yang mulai terbentuk saat ini, lihat situs www.iceagenow.com Data ini tidak dimuat oleh media massa. Besar kemungkinan, kita semua akan mengalami Zaman es.
- Film “An Inconvenient Truth”-nya Al Gore menyesatkan banyak orang. Informasi yang benar dalam film tersebut hanya soal semakin meningkatkan temperature air laut akan memicu kemunculan Zaman Es dalam waktu sekejap.
Kenapa Ini Sangat Penting?
Meski kita nggak tinggal di kawasan yang akan tertutup lapisan es setinggi ratusan atau ribuan kaki, kita tetap harus menyiapkan diri.
Dalam bukunya “Not by Fire, but by Ice” karya arsitek bernama Robert Felix, disebutkan tentang perubahan kutub dan berbagai bencana alam yang akan menyertainya. Persediaan makanan di seluruh dunia akan habis selama beberapa tahun. Pertanian tak mungkin dilakukan, karena kekacauan iklim.
Planet X ada di sistem kita. Tapi keberadaannya diragukan. Saat ketemu, langsung ditutup2i. Soal matahari gelap (dark sun) yang merupakan kembaran matahari kita, nanti akan kusinggung sedikit. Keberadaan dark sun memang nggak banyak dibahas oleh para astronom. Karena, kalau orang mulai fokus ke dark sun, dengan sendirinya akan nemu Planet X. Karena Planet X mengorbit diantara matahari dan matahari gelap.
Analoginya :
Kita melihat rumah & kebun di malam hari. Hanya bagian2 yang diterangi lampu taman kan, yang kelihatan? Kalau berdiri depan pagar rumah, apa tikus yang berada di pojok taman, tak diterangi lampu juga keliatan? Pasti nggak. Yang kelihatan cuma yang diterangi lampu taman. Seperti inilah kondisi tata surya kita, jika diamati dari bumi. Makanya sekarang NASA juga memiliki teleskop Infra Merah.
Sumeria dan Planet X
Tulisan kuno bangsa Sumeria sejak 6000 tahun lalu mencantumkan Planet Nibiru sebagai bagian dari system solar kita. Nibiru berarti “planet yang bersilangan”.
Meski kita nggak tinggal di kawasan yang akan tertutup lapisan es setinggi ratusan atau ribuan kaki, kita tetap harus menyiapkan diri.
Dalam bukunya “Not by Fire, but by Ice” karya arsitek bernama Robert Felix, disebutkan tentang perubahan kutub dan berbagai bencana alam yang akan menyertainya. Persediaan makanan di seluruh dunia akan habis selama beberapa tahun. Pertanian tak mungkin dilakukan, karena kekacauan iklim.
Planet X ada di sistem kita. Tapi keberadaannya diragukan. Saat ketemu, langsung ditutup2i. Soal matahari gelap (dark sun) yang merupakan kembaran matahari kita, nanti akan kusinggung sedikit. Keberadaan dark sun memang nggak banyak dibahas oleh para astronom. Karena, kalau orang mulai fokus ke dark sun, dengan sendirinya akan nemu Planet X. Karena Planet X mengorbit diantara matahari dan matahari gelap.
Analoginya :
Kita melihat rumah & kebun di malam hari. Hanya bagian2 yang diterangi lampu taman kan, yang kelihatan? Kalau berdiri depan pagar rumah, apa tikus yang berada di pojok taman, tak diterangi lampu juga keliatan? Pasti nggak. Yang kelihatan cuma yang diterangi lampu taman. Seperti inilah kondisi tata surya kita, jika diamati dari bumi. Makanya sekarang NASA juga memiliki teleskop Infra Merah.
Sumeria dan Planet X
Tulisan kuno bangsa Sumeria sejak 6000 tahun lalu mencantumkan Planet Nibiru sebagai bagian dari system solar kita. Nibiru berarti “planet yang bersilangan”.
Deskripsi Nibiru sama persis dengan Planet X (Planet Ke Sepuluh).
Menurut catatan astronomi kuno yang dicocokkan dengan pengetahuan modern : Planet X memiliki orbit eliptik seperti komet, dengan perjalanan melampaui orbit Pluto.
Kalkulasi Observatorium
Dr. Thomas C. Van Flandern, astronom dan ilmuwan dari Oberservatorium Naval Amerika mengatakan, perubahan kutub di Uranus dan Neptunus, terjadi akibat sebuah planet. Bersama rekannya, Dr. Richard Harrington, ia membuat kalkulasi tentang sebuah planet (urutan ke 10 di system tata surya kita) dengan ukuran 2-3 kali lebih besar dari bumi, serta memiliki tingkat orbit eliptikal yang tinggi.
Penemuan ini melengkapi teori Sitchin, bahwa letak planet X dekat dari Bumi. Pada tahun 1982, NASA mengeluarkan statement tentang keberadaan Planet X. Namun sekarang, NASA menolak berkomentar sama sekali.
Jika Planet X Mendekat
Setiap kali Planet X mendekat, berbagai perubahan drastic terjadi di Bumi. Perubahan ini mengakibatkan kerusakan besar dan kepunahan. Sejarah mengisahkan peristiwa-peristiwa ini. Monumen peninggalan peradaban lampau menjadi saksi kejadian tersebut.
Sebut saja, Legenda Atlantis, Lemuria, Indian Maya dan perabadan lainnya, yang hanyut terbenam lautan atau punah sekejap, terjadi akibat kedatangan Planet X. Sisa-sisa kebudayaan mereka bisa kita temui di Florida, Jepang dan kawasan Mediterania.
Semakin dekat Planet X dari bumi, semakin kuat daya magnetic dan gravitasinya. Ini bisa kita rasakan setiap hari. Semakin dekat planet X dengan kita, semakin cepat laju pergerakannya. Berbagai bencana dahsyat yang susul menyusul terjadi di berbagai negara hanyalah awal kecil dari apa sesungguhnya akan terjadi.
Penghuni NIBIRU
Tulisan kuno bangsa Sumeria mencatat beberapa hal menarik yang juga diyakini banyak kepercayaan, yaitu : penciptaan, adanya Taman Eden / Firdaus dan banjir besar yang menutupi seluruh permukaan bumi ( Mirip kisah Nabi Nuh ).
Tapi, bangsa Sumeria juga mencatat tentang kedatangan Bangsa Anunnaki dari Planet Nibiru, yang menciptakan “manusia” dengan cara mengambil DNA mereka & mencampurkannya dengan DNA mahluk bumi (saat itu adalah manusia gua / Neanderthal).
Dalam bahasa Sumeria, Anunnaki berarti “mereka yang ke bumi, turun dari langit”.
Anunnaki digambarkan sebagai bangsa yang modern, dan telah menciptakan berbagai monument penting di Bumi, Bulan dan Mars, serta planet-planet padat lain dalam galaksi kita.
Kenapa Anunnaki menciptakan manusia?
Untuk dijadikan budak/pembantu mereka, yang membantu dalam aktivitas pertambangan berbagai mineral, salah satunya yaitu emas. Hingga hari ini, emas merupakan logam mulia dengan nilai tinggi. Fakta ini juga tercantum dalam tulisan kuno bangsa Sumeria.
Perlu diingat, siklus mendekatnya Nibiru menurut catatan Sumeria adalah setiap 3600 tahun sekali.
Yang menarik, beberapa fakta soal ini :
- Lokasi “Taman Eden” dalam kisah Adam & Hawa disinyalir berada di kawasan Mesopotamia ( kini Irak ).
- Saat ke Bumi, Anunnaki mendarat di Mesopotamia (kini Irak).
- KONON, serbuan Amerika ke Irak sebetulnya adalah untuk menemukan lokasi Gerbang Bintang (STAR GATE) milik para Anunnaki yang diyakini berada di Mesopotamia (kini IRAK).
- STAR GATE ini merupakan semacam portal milik Anunnaki untuk datang dan melihat peradaban kita.
Karena memiliki teknologi canggih, dan menciptakan manusia, maka Anunnaki diposisikan sebagai dewa oleh orang Sumeria. Setelah beberapa saat hidup di Planet Bumi, Anunnaki pun pergi, dan berjanji KELAK akan kembali.
- Kemanakah mereka? Mengeksplorasi kehidupan lain? Menciptakan peradaban baru? 2012, Apa yang Akan terjadi?
- Apakah Planet X akan melewati bumi dan kembali membawa kita masuk Zaman Es?
- Atau, para Anunnaki akan kembali? Berbagai keyakinan tentang adanya“MESSIAH” jika diurut kebelakang, berkaitan dengan janji Anunnaki bahwa mereka kelak akan kembali.
- Kalaupun kembali, maka kembali sebagai apa? Sebagai teman atau musuh?
- Apakah mereka masih menganggap kita sebagai budaknya?
- Mungkinkah akan terjadi perang antara kita, warga Bumi dengan Anunnaki?
Dan, bukan hanya para Anunnaki saja yang ada di luar angkasa. Berbagai bangsa alien yang berperadaban tinggi juga diyakini berdiam di galaksi kita.Tapi, karena kita ngomongin Planet X (Nibiru), maka focus kita adalah Anunnaki.
Fisik Anunnaki
Bandingkan manusia gua (Neanderthal) dengan manusia modern. Di mana bedanya secara fisik?
Banyak sekali. Manusia modern (kita) memiliki fisik yang lebih estetik (indah) dan halus dibandingkan manusia gua. Dan itu hasil perpaduan DNA Anunnaki dengan kita.
- Tinggi rata-rata 7-8 kaki (3 meter)
- Kulit putih
- Rambut pirang atau merah, mata biru
Bangsa Kaukasia (kulit putih-pirang-mata biru) memiliki paling banyak ciri-ciri fisik Anunnaki. Ini bisa dilihat dari golongan darah mereka, yaitu Rhesus negative.
Makanya Amerika menyerbu Irak dengan dalih, mencari senjata nuklir. Karena sisa radioaktifnya terdeteksi. Kenapa waktu AS menyerbu Irak, juga menjarah museum, dan artifak2 kuno dari jaman Sumeria juga diambil? Mencari apa? “Kunci” untuk menemukan Stargate (Gerbang Bintang), portal milik bangsa Anunnaki-kah? Makanya sampai habis-habisan.
Ada 270 ribu lebih artifak kuno dari Museum Nasional Bahgdad, Irak yang dijarah tentara Bush. Cuma sedikit yang dikembalikan, sisanya hilang..nggak berbekas. Ada apa dibalik ini? Apa yang dicari?? Pasti sesuatu yang URGENT banget.
Beberapa fakta menarik yang ditemukan :
Mungkinkah sebuah bintang punya kekuatan luar biasa? Mungkin! Karena ada satu bintang “kerdil” (dwarf star, sebutannya) yaitu SIRIUS (atau dog star) yang memiliki tingkat kepadatan yang sangat solid, melebihi matahari. Padahal ukurannya jauh lebih kecil, namun untuk kepadatan massa, Sirius paling berat. Jika bintang ini masuk orbit, atau bertabrakan..maka efeknya lumayan fatal.
Planet 9, Planet X, and Nibiru - Fact, Fiction or Both?
Kalau dikaji tulisan-tulisan kuno tentang astronomi kita, maka..Bumi pada awalnya menempati posisi lebih dekat dengan matahari. Hari-hari di bumi lebih singkat, lebih panas, dan penduduknya berkulit gelap karena melanin yang tinggi (makanya penelitian tentang manusia pertama, atau Adam, menemukan bahwa Adam ini seorang negroid, kulit hitam). Saat itu, planet yang lebih kondusif dari sisi iklim, jarak dengan matahari dan atmosfir adalah Mars. Namun karena ada tubrukan, maka Jupiter masuk orbit. Jadi jarak bumi menjauh dari matahari. Ini berpengaruh pada banyak hal, seperti warna kulit penduduk, lama hari, dll. Tabrakan itulah yang menyebabkan “The Great Deluge” atau Banjir besar yang ada di kisah Nabi Nuh.
Perkiraan Orbit
Mari terapkan untuk planet Nibiru. Benda ini diklaim terlihat terakhir kalinya pada 3.600 tahun silam sehingga bisa dianggap sebagai benda yang mengelilingi Matahari secara periodik dengan periode revolusi 3.600 tahun. Sehingga benda tersebut mengedari Matahari dalam orbit tertutup yang umumnya berbentuk ellips, bukan orbit terbuka (seperti parabola atau hiperbola). Benda ini dinyatakan bakal jatuh di Antartika pada 21 Desember 2012 pukul 18:11 WIB. Untuk mengetahui bagaimana profil orbitnya sebelum jatuh menumbuk Bumi dapat digunakan kasus jatuhnya meteor sebagai analog. Dengan demikian altitude Nibiru jika disaksikan dari titik tumbuknya adalah sebesar 45 derajat. Sebagai alat bantu perhitungan terdapat spreadsheet Calculation of a Meteor Orbit dari Marco Langbroek (astronom di Dutch Meteor Society) yang bisa dimanfaatkan. Spreadshett tersebut perlu menyertakan data koordinat dan kecepatan heliosentris dalam tiga sumbu (X, Y dan Z) yang bisa diperoleh dari software Planeph 4.1 yang dikembangkan bureau des Longitudes (Perancis).
Pada titik tumbuk Antartika (garis lintang 90 LS), perhitungan demi perhitungan menghasilkan fakta : agar Nibiru tetap memiliki orbit ellips, maka bila dilihat dari Antartika ia harus memiliki azimuth lebih dari 90 (arah timur) namun kurang dari 270 (arah barat). Jika kita ambil nilai azimuth sebesar 110, maka agar memiliki periode 3.600 tahun, Nibiru harus memiliki kecepatan bebas 43 km/detik (154.800 km/jam) pada 21 Desember 2012. Sehingga profil orbit Nibiru pun diperoleh sebagai berikut:
Dengan profil orbit tersebut, maka posisi Nibiru dari hari ke hari pun dapat dijejak menggunakan software pendukung seperti Starry Night.
Untuk karakteristik fisiknya, mari mulai dengan klaim bahwa Nibiru berukuran sebesar planet Saturnus sehingga dianggap memiliki diameter 120.000 km. Permukaannya diklaim sama gelapnya dengan aspal atau batubara. Dalam astronomi, aspal/batubara hanya mampu memantulkan 7 % cahaya Matahari yang mengenainya (memiliki albedo 0,07). Di tata surya masih terdapat benda langit yang gelap dibanding aspal/batubara, yakni inti komet yang rata-rata memiliki albedo 0,04. Mari anggap Nibiru memiliki permukaan tergelap sehingga diasumsikan mempunyai albedo 0,04. Menggunakan rumus hubungan albedo-diameter planet/asteroid, maka kita memperoleh nilai magnitudo absolut -6,28. Jika magnitudo absolut dan diameter sudah diperoleh maka nilai kecemerlangan (magnitudo semu) Nibiru dari hari ke hari dengan mudah dapat dideduksi oleh software pendukung seperti Starry Night.
Untuk karakteristik fisiknya, mari mulai dengan klaim bahwa Nibiru berukuran sebesar planet Saturnus sehingga dianggap memiliki diameter 120.000 km. Permukaannya diklaim sama gelapnya dengan aspal atau batubara. Dalam astronomi, aspal/batubara hanya mampu memantulkan 7 % cahaya Matahari yang mengenainya (memiliki albedo 0,07). Di tata surya masih terdapat benda langit yang gelap dibanding aspal/batubara, yakni inti komet yang rata-rata memiliki albedo 0,04. Mari anggap Nibiru memiliki permukaan tergelap sehingga diasumsikan mempunyai albedo 0,04. Menggunakan rumus hubungan albedo-diameter planet/asteroid, maka kita memperoleh nilai magnitudo absolut -6,28. Jika magnitudo absolut dan diameter sudah diperoleh maka nilai kecemerlangan (magnitudo semu) Nibiru dari hari ke hari dengan mudah dapat dideduksi oleh software pendukung seperti Starry Night.
Dari (Hampir) Seterang Sirius Hingga Seterang Bulan Sabit
Pada Agustus 2012 software Starry Night memperlihatkan Nibiru berada di rasi Columba yang nampak di langit timur menjelang fajar menyingsing. Rasi Columba berdampingan dengan rasi Canis Major yang mudah dilihat karena adanya bintang terang Sirius (magnitudo semu -1,5) di sisi kiri serta rasi Carina yang juga mudah dilihat seiring adanya bintang terang Canopus (magnitudo semu -0,6). Ketiga rasi bintang tersebut mudah diidentifikasi karena posisinya saling berjejeran dan berdekatan dengan rasi Waluku (Orion) yang legendaris. Pada saat itu Nibiru memiliki magnitudo semu -1,1 sehingga seharusnya lebih cemerlang dibanding bintang Canopus dan hampir sama terangnya dengan bintang Sirius. Dan dengan nilai magnitudo semu demikian, tak dibutuhkan binokuler apalagi teleskop guna mengidentifikasinya mengingat cemerlangnya Nibiru adalah 630 kali lipat di atas ambang batas mata manusia untuk mendeteksi benda langit teredup.
Namun faktanya, observasi di Kebumen (Jawa Tengah) pada 15 Agustus 2012 pukul 04:00 WIB gagal mengidentifikasi adanya benda langit di rasi Columba yang secemerlang bintang Sirius. Padahal bintang-bintang redup dengan magnitudo semu hingga +4, yakni bintang-bintang yang 100 kali lebih redup dibanding Canopus, pun terdeteksi dengan mudah. Kita tak bisa berkelit kalau Nibiru saat itu masih sangat redup, sebab model matematis di atas sudah mengasumsikan permukaan Nibiru sebagai permukaan tergelap di tata surya. Dengan asumsi demikian dikombinasikan asumsi besarnya ukuran Nibiru seharusnya membuat pantulan sinar Matahari ke permukaannya mampu menjadikannya benda langit yang hampir sama cemerlangnya dengan bintang Sirius, meski jaraknya pada saat itu diperhitungkan sebesar 2,6 SA (390 juta km).
Hal yang lebih menakjubkan adalah pada awal Desember 2012. Saat itu Nibiru diperhitungkan sudah berjarak lebih dekat yakni 0,4 SA (60 juta km) dari Bumi sehingga seharusnya sudah lebih cemerlang lagi. Pada 2 Desember 2012 pukul 22:00 WIB, Nibiru seharusnya ada di langit timur di rasi Puppis (di bawah rasi Columba) dan berkedudukan di bawah pasangan bintang Sirius dan Canopus. Saat itu Nibiru seharusnya sudah sangat cemerlang dengan magnitudo semu -7,5. Sehingga saat itu Nibiru jauh lebih cemerlang dibanding bintang-bintang lainnya dan sudah secemerlang Bulan sabit. Faktanya observasi saat itu pun tidak melihat obyek yang sangat terang di langit, kecuali Bulan.
Jadi, mengapa benda langit yang seharusnya sudah demikian terang sehingga hampir menyamai kecemerlangan Sirius hingga Bulan sabit itu tidak ada? Kesimpulan sederhananya, karena planet Nibiru memang benar-benar tidak ada di langit. Planet Nibiru hanyalah mewujud dalam angan-angan (sebagian) manusia semata, namun tidak ada dalam kenyataan sesungguhnya.
Wallahualam bissawab
[berbagai sumber]
Secara astronomis ada-tidaknya planet Nibiru bisa diaproksimasi melalui aplikasi hukum Kepler 3 dan hukum gravitasi Newton untuk meramalkan profil orbitnya sekaligus sebagian karakteristik fisisnya melalui serangkaian asumsi. Dengan jalan demikian maka posisinya di langit dan kecemerlangannya (tingkat terangnya) dari waktu ke waktu dapat diprediksi hingga batas ketelitian tertentu. Ini merupakan prosedur standar yang juga berlaku bagi segenap benda-benda langit anggota tata surya, entah itu planet, satelit (alami), komet dan asteroid maupun benda-benda buatan manusia yang diorbitkan ke langit guna penjelajahan antariksa.
Mari terapkan untuk planet Nibiru. Benda ini diklaim terlihat terakhir kalinya pada 3.600 tahun silam sehingga bisa dianggap sebagai benda yang mengelilingi Matahari secara periodik dengan periode revolusi 3.600 tahun. Sehingga benda tersebut mengedari Matahari dalam orbit tertutup yang umumnya berbentuk ellips, bukan orbit terbuka (seperti parabola atau hiperbola). Benda ini dinyatakan bakal jatuh di Antartika pada 21 Desember 2012 pukul 18:11 WIB. Untuk mengetahui bagaimana profil orbitnya sebelum jatuh menumbuk Bumi dapat digunakan kasus jatuhnya meteor sebagai analog. Dengan demikian altitude Nibiru jika disaksikan dari titik tumbuknya adalah sebesar 45 derajat. Sebagai alat bantu perhitungan terdapat spreadsheet Calculation of a Meteor Orbit dari Marco Langbroek (astronom di Dutch Meteor Society) yang bisa dimanfaatkan. Spreadshett tersebut perlu menyertakan data koordinat dan kecepatan heliosentris dalam tiga sumbu (X, Y dan Z) yang bisa diperoleh dari software Planeph 4.1 yang dikembangkan bureau des Longitudes (Perancis).
Pada titik tumbuk Antartika (garis lintang 90 LS), perhitungan demi perhitungan menghasilkan fakta : agar Nibiru tetap memiliki orbit ellips, maka bila dilihat dari Antartika ia harus memiliki azimuth lebih dari 90 (arah timur) namun kurang dari 270 (arah barat). Jika kita ambil nilai azimuth sebesar 110, maka agar memiliki periode 3.600 tahun, Nibiru harus memiliki kecepatan bebas 43 km/detik (154.800 km/jam) pada 21 Desember 2012. Sehingga profil orbit Nibiru pun diperoleh sebagai berikut:
- Perihelion : 0,895 satuan astronomis
- Aphelion : 469,09 satuan astronomis
- Setengah sumbu utama : 234,99 satuan astronomis
- Inklinasi orbit : 66,5 derajat
- Eksentrisitas : 0,996
- Titik nodal : 89,804
- Argument of perihelion : 35,02
- JD perihelion : 2456305,708 (13 Januari 2013)
Dengan profil orbit tersebut, maka posisi Nibiru dari hari ke hari pun dapat dijejak menggunakan software pendukung seperti Starry Night.
Untuk karakteristik fisiknya, mari mulai dengan klaim bahwa Nibiru berukuran sebesar planet Saturnus sehingga dianggap memiliki diameter 120.000 km. Permukaannya diklaim sama gelapnya dengan aspal atau batubara. Dalam astronomi, aspal/batubara hanya mampu memantulkan 7 % cahaya Matahari yang mengenainya (memiliki albedo 0,07). Di tata surya masih terdapat benda langit yang gelap dibanding aspal/batubara, yakni inti komet yang rata-rata memiliki albedo 0,04. Mari anggap Nibiru memiliki permukaan tergelap sehingga diasumsikan mempunyai albedo 0,04. Menggunakan rumus hubungan albedo-diameter planet/asteroid, maka kita memperoleh nilai magnitudo absolut -6,28. Jika magnitudo absolut dan diameter sudah diperoleh maka nilai kecemerlangan (magnitudo semu) Nibiru dari hari ke hari dengan mudah dapat dideduksi oleh software pendukung seperti Starry Night.
Untuk karakteristik fisiknya, mari mulai dengan klaim bahwa Nibiru berukuran sebesar planet Saturnus sehingga dianggap memiliki diameter 120.000 km. Permukaannya diklaim sama gelapnya dengan aspal atau batubara. Dalam astronomi, aspal/batubara hanya mampu memantulkan 7 % cahaya Matahari yang mengenainya (memiliki albedo 0,07). Di tata surya masih terdapat benda langit yang gelap dibanding aspal/batubara, yakni inti komet yang rata-rata memiliki albedo 0,04. Mari anggap Nibiru memiliki permukaan tergelap sehingga diasumsikan mempunyai albedo 0,04. Menggunakan rumus hubungan albedo-diameter planet/asteroid, maka kita memperoleh nilai magnitudo absolut -6,28. Jika magnitudo absolut dan diameter sudah diperoleh maka nilai kecemerlangan (magnitudo semu) Nibiru dari hari ke hari dengan mudah dapat dideduksi oleh software pendukung seperti Starry Night.
Dari (Hampir) Seterang Sirius Hingga Seterang Bulan Sabit
Perbandingan hasil observasi langit timur dengan kamera DSLR tanpa bantuan teleskop/binokuler di Kebumen (Jawa Tengah) pada 15 Agustus 2012 (atas) dengan simulasi Starry Night untuk bagian langit yang sama pada lokasi dan waktu yang sama (bawah). Nampak hampir semua benda langit penanda teridentifikasi dalam observasi, kecuali Nibiru. Padahal Nibiru seharusnya ada di rasi Columba (tepat di ujung antenna) pada titik yang ditunjukkan anak panah dengan kecemerlangan hampir menyamai Sirius. Sumber : Sudibyo, 2012.
Pada Agustus 2012 software Starry Night memperlihatkan Nibiru berada di rasi Columba yang nampak di langit timur menjelang fajar menyingsing. Rasi Columba berdampingan dengan rasi Canis Major yang mudah dilihat karena adanya bintang terang Sirius (magnitudo semu -1,5) di sisi kiri serta rasi Carina yang juga mudah dilihat seiring adanya bintang terang Canopus (magnitudo semu -0,6). Ketiga rasi bintang tersebut mudah diidentifikasi karena posisinya saling berjejeran dan berdekatan dengan rasi Waluku (Orion) yang legendaris. Pada saat itu Nibiru memiliki magnitudo semu -1,1 sehingga seharusnya lebih cemerlang dibanding bintang Canopus dan hampir sama terangnya dengan bintang Sirius. Dan dengan nilai magnitudo semu demikian, tak dibutuhkan binokuler apalagi teleskop guna mengidentifikasinya mengingat cemerlangnya Nibiru adalah 630 kali lipat di atas ambang batas mata manusia untuk mendeteksi benda langit teredup.
Namun faktanya, observasi di Kebumen (Jawa Tengah) pada 15 Agustus 2012 pukul 04:00 WIB gagal mengidentifikasi adanya benda langit di rasi Columba yang secemerlang bintang Sirius. Padahal bintang-bintang redup dengan magnitudo semu hingga +4, yakni bintang-bintang yang 100 kali lebih redup dibanding Canopus, pun terdeteksi dengan mudah. Kita tak bisa berkelit kalau Nibiru saat itu masih sangat redup, sebab model matematis di atas sudah mengasumsikan permukaan Nibiru sebagai permukaan tergelap di tata surya. Dengan asumsi demikian dikombinasikan asumsi besarnya ukuran Nibiru seharusnya membuat pantulan sinar Matahari ke permukaannya mampu menjadikannya benda langit yang hampir sama cemerlangnya dengan bintang Sirius, meski jaraknya pada saat itu diperhitungkan sebesar 2,6 SA (390 juta km).
Hal yang lebih menakjubkan adalah pada awal Desember 2012. Saat itu Nibiru diperhitungkan sudah berjarak lebih dekat yakni 0,4 SA (60 juta km) dari Bumi sehingga seharusnya sudah lebih cemerlang lagi. Pada 2 Desember 2012 pukul 22:00 WIB, Nibiru seharusnya ada di langit timur di rasi Puppis (di bawah rasi Columba) dan berkedudukan di bawah pasangan bintang Sirius dan Canopus. Saat itu Nibiru seharusnya sudah sangat cemerlang dengan magnitudo semu -7,5. Sehingga saat itu Nibiru jauh lebih cemerlang dibanding bintang-bintang lainnya dan sudah secemerlang Bulan sabit. Faktanya observasi saat itu pun tidak melihat obyek yang sangat terang di langit, kecuali Bulan.
Simulasi langit timur pada 2 Desember 2012. Nampak ada dua buah benda langit terang yang memiliki altitude hampir sama, yakni Bulan (kiri) dan Nibiru (kanan). Nibiru menjadi benda langit terterang kedua di malam itu setelah Bulan. Namun observasi menunjukkan saat itu hanya ada satu benda langit cukup terang, yakni Bulan saja. Sumber : Sudibyo, 2012.
Wallahualam bissawab
[berbagai sumber]